Hubungan Manusia Dengan Lingkungan
Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan , dan mati, dan seterusnya, serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positif maupun negatif. Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana teerkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil.
Sistem lingkungan mempunyai beberapa komponen yang satu sama lain saling berinteraksi. Sistem lingkungan terdiri dari 4 komponen yaitu
1.Sumber daya alam (life support) berupa energy, mineral, tanah, air, tumbuhan, hewan. Sumber alam dapat di golongkan menjadi dua bagian, yaitu sumber alam yang dapat di perbaharui dan sumber alam yang tidak dapat diperbaharui.
Sumber alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) atau di sebut juga sumber-sumber alam biotik. Makhluk hidup, hutan, hewan-hewan dan tumbuhan termasuk sumber biotik. Sumber alam biotik mempunyai kemampuan untuk bertambah, maka dari itu sumber daya alam ini di katakan sebagai sebagai sumber daya alam yang masih dapat di perbaharui.
Sumber alam yang tidak dapat diperbaharui (nonrenewable resorches) atau di sebut juga sumber-sumber alam abiotik. Tanah, air, bahan-bahan galian, mineral dan bahan-bahan tambang lainnya tersebut termasuk sumber alam abiotik.
Cara-cara yang telah dilakukan manusia dalam menggunakan sumber-sumber alam yakni berupa pertanian, tanah, hutan, air dan tambang. Tanah permukaan (top soil) mengandung kadar unsur-unsur bahan makanan yang begitu tinggi dan siap dipergunakan oleh tanaman. Dengan dimikian penggunaan tanah untuk pertanian dapat lebih maju karena di gunakan secara efisien untuk meningkatkan hasil pertanian.
Sedangkan dalam intensifikasi pertanian, untuk memperoleh hasil yang tinggi ditempuh dalam beberapa cara antara lain, mengusahakan panen lebih dari satu kali pertahun, penggunaan pupuk, irigasi, penggunaan peptisida dan bibit unggul, serta mekanisasi alat-alat pertanian. Dengan cara tersebutlah manusia selangkah demi selangkah memperbaiki cara-cara bertani dan hasil panen yang selalu meningkat.
Hutan di bagi menjadi dua golongan yaitu hutan pelindung dan hutan produksi.
Hutan pelindung merupakan hutan yang sengaja di adakan untuk melindungi tanah dari erosi, kehilangan humus dan air tanah.
Hutan produksi (penghasil) merupakan hutan yang sengaja ditanami jenis-jenis kayu yang dapat di pungut hasilnya. Misalnya: hutan pinus, dammar, dan sebagainya.
Salah satu sumber alam yang terdapat di mana-mana di bumi ini yaitu air, dan air pun merupakan fungsi vital bagi kehidupan manusia. Banyaknya mineral dan bahan tambang yang dapat di gali dan di temukan harus di pergunakan secara seimbang, karena mengingat bahan tambang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
2. Aktivitas manusia (human activities) berupa tempat tinggal, pekerjaan, transportasi, benda dan jasa lainnya
3. Bahan buangan/sampah (residu and wastes) berupa sampah padat, tinja, sampah cair,sampah gas, sampah radioakftif
4. Faktor-faktor lingkungan yang berbahaya (environment hazards) berupa
Alami : gempa bumi, angin rebut, banjir
Biologis : binatang, serangga, mikroba, tumbuhan
Kimia : racun, toxin, allergen, iritan
Fisik : vibrasi, radiasi, kelembaban
Psikologi : stress, cemas, tidak senang
Fisiologi : kepadatan, isolasi
Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya, demi kelangsungan hidup sejenisnya. Pada saat manusia belum mengenal cara bercocok tanam, manusia hidup dengan cara mengembara dalam kelompok-kelompok kecil dan tinggal di goa, manusia pada jaman ini hidup dari hasil perburuan, mencari buah-buahan serta umbi-umbian yang terdapat di dalam hutan. Bila binatang buruan mulai berkurang mereka berpindah ketempat yang masih banyak terdapat binatang buruan yang dapat di jadikan bahan makanan mereka.
Dengan makin pesatnya perkembangan populasi mereka maka cara hidup seperti ini tidaklah cocok lagi untuk di gunakan. Mereka mulai beralih dengan pola hidup bercocok tanam yang masih sangat sederhana, yaitu dengan cara membuka hutan untuk di buat ladang dan di tanami dengan umbi-umbian atau tanaman lain yang sudah mereka kenal sebagai bahan makanan. Pada pola inipun mereka sudah mulai membuat rumah-rumah sederhana yang terbuat dari kayu yang beratapkan daun-daunan.
Apabila kesuburan ladang tanah mereka telah berkurang, mereka berpindah ke tempat baru yang lebih subur dan mereka kembali membuat tempat tinggal dan ladang di tempat baru itu. Dan dalam mencari tempat tinggal mereka selalu memerhatikan sumber air, seperti di tepi sungai atau danau. Dan selain bercocok tanam mereka juga sudah mulai memelihara binatang-binatang. Dengan pola seperti ini mereka sudah mulai menemukan pola hidup yang lebih baik, sehingga mereka siudah mulai hidup menetap dari hasil pengalamannya.
Tampaklah di sini manusia sedikit demi sedikit sudah mulai membiasakan diri pada alam lingkungan hidupnya. Perubahan alam lingkungan hidup manusia memiliki dua dampak yaitu dampak negatif dan dampak positif bagi manusia dan lingkungan.
Demikian ulasan tentang Hubungan Manusia Dengan Lingkungan. Semoga Bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Hubungan Manusia Dengan Lingkungan"
Posting Komentar