Mansonia sp: Klasifikasi dan Siklus Hidup

Mansonia sp : Klasifikasi dan Siklus Hidup Nyamuk merupakan vektor atau penular utama dari penyakit. Menurut klasifikasinya nyamuk dibagi dalam dua subfamili yaitu Culicinae yang terbagi menjadi 109 genus dan Anophelinae yang terbagi menjadi 3 genus. Di seluruh dunia terdapat lebih dari 2500 spesies, Namun sebagian besar dari spesies nyamuk tidak berasosiasi dengan penyakit virus (arbovirus) dan penyakit- penyakit lainnya. Jenis–jenis nyamuk yang menjadi vektor utama, dari subfamili Culicinae adalah Aedes sp, Culex sp, dan Mansonia sp, sedangkan dari subfamili Anophelinae adalah Anopheles sp.

Habitat nyamuk Mansonia sp  terdiri dari rawa-rawa, sungai besar di tepi hutan atau dalam hutan, larvae dan pupa melekat dengan sifonnya pada akar - akar ranting tanaman air,seperti enceng gondok, teratai, kangkung, dan sebagainya . Bersifat zoofilik, eksofagik , eksofilik , nokturnal.

Nyamuk Mansonia sp hidup secara nokturnal, berada di wilayah hutan dan rawa endemik, lingkungan kotor dan area peternakan ikan yang tidak terpakai. Nyamuk Mansonia sp bersifat agresif dan menghisap darah saat manusia berada dalam aktivitas malam hari khususnya di luar rumah.

 

Klasifikasi Nyamuk Mansonia sp

Kingdom:                           :  Animalia
Phylum                              :  Arthropoda
Kelas                                 :  Insecta
Ordo                                  :  Diphtera
Family                               :  Culicidae
Genus                               :  Mansonia
Spesies                             :  Mansonia sp



Siklus Hidup dan Perkembangbiakan Nyamuk Mansonia sp

Nyamuk termasuk dalam kelompok serangga yang mengalami metamormofosa sempurna dengan bentuk siklus hidup berupa telur, larva, pupa  hingga dewasa.

Stadium Telur
Telur berwarna putih ketika pertama kali diletakkan, kemudian semakin gelap dalam satu atau dua jam benkutnyaMansonia sp meletakkan telurnya saling  berdekatan  membentuk  rakit  dibawah   permukaan daun  tanaman air. Pada kondisi yang hangat, biasanya di negara tropis telur akan menetas setelah 2-3 hari di air. Gambar Telur Mansonia sp dapat dilihat dibawah ini

Gambar Telur Mansonia sp



Stadium Larva
Telur menetas menjadi larva. Berbeda dengan larva dari anggota Diptera yang lain seperti lalat yang larvanya tidak bertungkai, larva nyamuk memiliki kepala yang cukup besar serta toraks dan abdomen yang cukup jelas. Larva dari kebanyakan nyamuk menggantungkan diri di permukaan air.

Larva nyamuk Mansonia sp  memiliki sifon (corong udara) yang pendek dan ujungnya seperti bentuk duri/tanduk (runcing), Sifon tersebut terdapat pada segmen VIII. Larva ini menempel pada akar tumbuhan air., Mansonia sp memiliki tabung udara yang berbentuk pendek dan runcing yang dipergunakan untuk menusuk akar tanama air. Pada waktu istirahat larva Mansonia sp membentuk sudut dengan permukaan air. Gambar larva Mansonia sp dapat dilihat dibawah ini

Gambar Larva Mansonia sp

Stadium Pupa

Setelah melewati pergantian kulit keempat, maka terjadi pupasi. Pupa Mansonia sp berbentuk agak pendek, tidak makan, tetapi tetap aktif bergerak dalam air terutama bila diganggu. Mereka berenang naik turun dari bagian dasar ke permukaan air.  Pupa Mansonia sp  mempunyai alat pernafasan menyerupai trompet berbentuk  panjang dan bergerigi. Gambar pupa Mansonia sp dapat dilihat dibawah ini

Gambar pupa Mansonia sp

Stadium Dewasa
Pada saat hinggap nyamuk Mansonia sp tidak membentuk sudut 90ยบ. atau bias dikatakan sejajar dengan tempat hinggap. Secara morfologi nyamuk ini mempunai bentuk tubuh besar dan panjang, bentuk sayap asimetris, Sayapnya bintik-bintik Warna tubuh terdiri dari hitam atau coklat bercampur putih. Gambar nyamuk dewasa Mansonia sp dapat dilihat dibawah ini

Gambar Nyamuk dewasa Mansonia sp

Peranan Nyamuk Mansonia sp Terhadap Kesehatan
Nyamuk mansonia sp  berperan penting sebagai pengganggu yaitu  sifatnya yang antropofilik, nokturnal, eksofagik, mengganggu tidur atau aktivitas manusia di luar rumah sewaktu malam dan juga sebagai vektor filariasis: Filariasis malayi, disebabkan oleh Brugia malayi.

Artikel terkait : Hati-hati terjangkit Filariasis

Filariasis atau elephantiasis atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai penyakit kaki gajah adalah penyakit yang disebabkan karena infeksi cacing filaria. Filariasis disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria, yang terdiri dari 3 (tiga) spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah bening).

Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filarial dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di kaki, tungkai, payudara, lengan dan organ genital

Demikianlah ulasan tentang Mansonia sp : Klasifikasi dan Siklus Hidup. Semoga bermanfaat. 


Belum ada Komentar untuk "Mansonia sp: Klasifikasi dan Siklus Hidup"

Posting Komentar

Ady Water Jakarta

Penjelasan Pasir Silika/Kwarsa

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel